
Meskipun perdebatan mengenai subsidi BBM telah berlangsung berulang-ulang selama satu setengah dekade terakhir, tetapi tampaknya belum ada tanda-tanda yang mengarah pada akhir kontroversi. Jangankan kesepakatan tertentu yang bersifat komprehensif, perdebatan mengenai subsidi BBM masih belum beranjak dari pro kontra kenaikan. Wacana tentang arah tata kelola energi nasional yang menjadi esensi dari masalah belum disentuh.
Terdapat minimal tiga penjelasan mengapa perdebatan mengenai subsidi BBM selama ini sangat tidak produktif. Pertama, perdebatan mengenai subsidi BBM selalu dilakukan sebagai aksi reaktif, bukan pro-aktif.Siapapun yang tekun mencermati perkembangan perdebatan mengenai subsidi BBM pasti sadar bahwa polemik hanya akan muncul di saat-saat genting dan kritis. Misalnya, ketika harga minyak internasional meningkat drastis atau ketika beban subsidi BBM dalam APBN meroket tajam. Kedua, fokus perdebatan mengenai subsidi BBM terbatas hanya pada pertanyaan tentang perlu atau tidaknya pemerintah menaikkan harga BBM. Ketiga, keberpihakan lebih banyak ditentukan oleh nalar politik daripada nalar ekonomi. Dengan fokus tersebut, perdebatan mengenai subsidi BBM menjadi sangat sempit dan berjangka waktu pendek. Read More..